Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

pendidikan tentang makna pkn

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pedidikan Kewarganegaraan (PKn), dalam konteks kurikulum persekolahan mempunyai kedudukan yang sangat penting dan strategis. Hal ini dikarenakan salah satu tugas dan peran PKn adalah menggariskan komitmen untuk melakukan proses pembangunan karakter bangsa (national and character building). Konsekuensinya dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah harus dapat membantu siswa dalam mengembangkan potensi serta kompetensi yang dimilikinya, baik potensi kognitif, afektif, maupun prilaku dalam menghadapi lingkungan hidupnya, baik fisik maupun lingkungan sosial dimana mereka hidup.
B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Tujuan PKn secara umum adalah untuk mengembangkan potensi individu warga Negara Indonesia sehingga memiliki wawasan, posisi, dan keterampilan kewarganegaraan yang memadai dan memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Oleh karena itulah untuk memfasilitasi Pembelajaran PKn yang berkenaan dengan “ Keanekaragaman Sosial Budaya dan Kebanggaan sebagai Bangsa Indonesia” yang efektif perlu dikembangkan bahan ajar yang interktif yang dikemas dalam berbagai bentuk,seperti bahan ajar tercetak dan bahan ajar yang digali langsung dari masyarakat sebagai pengalaman langsung ( hand on experience).
2. TUJUAN KHUSUS
Secara khusus tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah mengembangkan kompetenai sebagai berikut:
2.1. Memiliki kemampuan berpikir secara rasional, kritis, dan kreatif, sehingga mampu memahami berbagai wacana kewarganegaraan.
2.2. Memiliki keterampilan intelektual dan keterampilan berpartisipasi secara demokratis dan bertanggung jawab.
2.3. Memiliki watak dan keperibadian yang baik, sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
BAB II
RUANG LINGKUP DAN KAJIAN TEORITIK
A. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup materi dan pembelajaran PKn hendaknya dikembangkan untuk mencapai kompetensi sesuai dengan rumusan dari tujuan. Kompetensi yang harus dikembangkan mencakup pengetahuan kewarganegaraan, (civic knowledge), Keterampilan kewarganegaraan (civic skills), dan watak atau karakter kewarganegaraan (civic disposition). Hal tersebut sependapat dengan konsep Benjamin S. Bloom tentang pengembangan kemampuan siswa yang mencakup ranah kognitif, psikomotor, dan afektif. Dengan demikian mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan bidang kajian multidisipliner.
Secara rinci penjelasan ruang lingkup aspek kompetensi materi mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan sebagai berikut:
1. ASPEK KOMPETENSI PENGETAHUAN KEWARGANEGARAAN (CIVIC KNOWLEDGE)
Adapun materi yang mencakup kedalam aspek pengetahuan adalah sebagai berikut :
1.1. Persatuan dan Kesatuan bangsa ,meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan Negara, sikap positif terhadap Negara kesatuan republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.
1.2. Norma, hokum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum, dan peradilan internasional.
1.3. Hak asasi manusia meliputi : Hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrument nasional dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan da perlindungan HAM.
1.4. Kebutuhan warga Negara meliputi : Hidup gotong-royong, harga diri sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga Negara.
1.5. Konstitusi Negara meliputi : Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar Negara dengan konstitusi.
1.6. Kekuasaan dan Politik, meliputi : Pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan system politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, system pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.
1.7. Pancasila meliputi : kedudukan Pancasila sebagai dasar Negara dan ideology Negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar Negara, Pengalaman nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideology terbuka.
1.8. Globalisasi meliputi : Globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era gobalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi.
2. KOMPETENSI ASPEK PENGETAHUAN KETERAMPILA (CIVIC SKILL)
Selain memuat aspek pengetahuan, mata pelajaran PKN memuat dimensi keterampilan kewarganegaraan (civic skills). Keterampilan kewarganegaraan meliputi keterampilan intelektual (intellectual skills) dan keterampilan berpartisipasi (participatory skills) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Contoh keterapilan intelektual adalah keterampilan dalam merespons berbagai persoalan politik. Contoh keterampilan erpartisipasi adalah keterampilan menggunakan hak dan kewajibannya di bidang hokum, misalnya segera melapor kepada polisi alas terjadinya kejahatan yang diketahui.
3. ASPEK WATAK/KARAKTER KEWARGANEGARAAN (CIVIC DISPOSITIONS)
Dimensi lainnya adalah Watak/karakter kewarganegaraan (civic dispositions). Watak/karakter kewarganegaraan sesungguhnya merupakan dimensi yang paling substantive dan esensial dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Dimensi watak/karakter kewarganegaraan dapat dipandang sebagai “muara” dari pengembangan kedua dimensi sebelumnya. Dengan memperhatikan visi, misi, dan tujuan mata pelajaran Pendidikan Kwarganegaraan, karakteristik mata pelajaran ini ditandai dengan penekanan pada dimensi watak, karakter, sikap dan potensi lain yang bersifat afektif.
Dengan demikian seorang warga Negara pertama-tama perlu memiliki pengetahuan kewarganegaraan yang baik, terutama pengetahuan di bidang politik, hokum,dan moral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara . Selanjutnya seorang warga Negara diharapkan memiliki keterampilan secara intelektual maupun secara partisipatif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara .Pada akhirnya , pengetahuan dan keterampilannya itu akan membentuk suatu watak atau karakter yang mapan , sehingga menjadi sikap dan kehidupan sehari-sehari .
Watak ,karakter ,sikap atau kebiasaan hidup sehari-hari mencerminkan warga Negara yang baik itu misalnya sikap religious ,toleran, jujur, adil, demokratis, menghargai perbedaan , menghormati hukum, menghormati hak orang lain, memiliki semangat kebangsaan yang kuat memiliki rasa kesetiakawanan sosial ,dan lain-lain.
Keberhasilan pembelajaran Keragaman Sosial Budaya Masyarakat Indonesia dan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia sangat di tentukan oleh berbagai variable seprti kualitas program , tehnik penyampaian ,buku sumber dan media pembelajaran serta tehnik penilaian yang di gunakan . Semua komponen tersebut apabila digambarkan menjadi sebagai berikut ( dikutip dari model suparmat, 1979).
I. MENENTUKAN TUJUAN INSTRUKSIONAL
II. MENYUSUN ALAT EVALUASI
III. MENENTUKAN KEGIATAN BELAJAR SISWA
IV. MERENCANAKAN PROGRAM KEGIATAN
A. Memilih mata pelajaran
B. Memilih metode dan alat
C. Menyusun jadwal
V. Melaksanakan program :
A. Pre test
B. Program
C. Post test
D. Revisi
BAB III
MODEL PEMBELAJARAN
A. LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN
Langkah –langkah pengembanga model pembelajaran di atas merupakan persiapan yang harus dilakukan oleh guru untuk melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Langkah-langkah tersebut berlaku juga dalam persiapan mengajarkan konsep “Keanekaragaman sosial budaya” dan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia “.
Selanjutnya Azis Wahab ( 1980 : 20 ) menyarankan agar pekerjaan kita lebih mudah dalam mengembangkan program kegiatan tersebut , sebaiknya di gunakan matriks sehingga hubungan setiap komponen tersebut tampak jelas. Matriks yang di maksud adalah sebagai berikut .
Tujuan Tes ( penilaian ) Pokok – pokok materi Kegiatan belajar mengajar
Sedangkan dalam tuntutan sekarang yang mengacu kepada peraturan menteri pendidikan Nasional nomor 22,23 dan 24 tahun 2006 tentang Standar isi, Standar Kelulusan dan pelaksanaannya , maka perangkat pembelajaran yang di persiapkan sekolah dan guru meliputi kulikurum tingkat satuan pendidikan ( KTSP ) yang dilampiri dengan silabus dan RPP setiap mata pelajaran .
Oleh karena itu , sebelum guru melaksanakan proses pembelajaran dikelas, terlebih dahulu harus mengembangkan program pembelajaran yang dinamakan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran .
Adapun contoh format silabus yang di kembangkan di persekolahan ada dua model, yaitu
CONTOH FORMAT SILABUS ( model 1 )
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas / Semester :
Standar Kompetensi :
Alokasi Waktu :
NO KD MP/ PEMB KEG PEMB INDIKATOR PENILAIAN ALOKASI WAKTU SUMBER BELAJAR
CONTOH FORMAT SILABUS ( MODEL II )
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas / Semester :
Standar / Kompetensi :
Kompetensi Dasar :
Materi Pokok / Pembelajaran :
Kegiatan Pembelajaran :
Indikator :
Penilaian :
Alokasi Waktu :
Sumber Belajar :
Setelah silabus dikembangkan, langkah berikutnya adalah mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), adapun komponen minimal RPP adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Pembelajaran
2. Materi Pembelajaran
3. Metode Pembelajaran
4. Sumber Belajar
5. Penilaian Hasil Belajar
Komponen –komponen tersebut kemudian dimasukan ke dalam format RPP sebagai berikut:
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Mata Pelajaran : ………..
Kelas /Semester : ………..
Pertemuan Ke- : ………..
Alokasi Waktu : …………
Standar Kompetensi : ………..
Kompetensi Dasar : ………..
Indikator : ………..
I. Tujuan Pembelajaran : ………..
II. Materi Ajar : ………….
III. Metode Pembelajaran : ………….
IV. Langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan pertama,
A. Kegiatan awal :………
B. Kegiatan Inti : ………
C. Kegiatan Akhir : …………
Pertemuan kedua, dst.
V. Alan Bahan dan Sumber Belajar : .
VI. Penilaian : …………..
Langkah-langkah menyusun RPP
1. Mengisi kolom identitas
2. Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan
3. Menentuka SK,KD,dan Indikator yang akan digunakan(terdapat pada silabus yang telah disusun).
4. Merumuska tujuan pembelajaran berdasarkan SK,KD, dan Indikator yang telah ditentukan.(Lebih rinci dari KD dan Indikator, pada saat-saat tertentu rumusan indicator sama dengan tujuan pembelajaran, karena indicator sudah sangat rinci sehingga tidak dapat dijabarkan lagi).
5. Mengidentifikasi materi ajar berdasarkan amteri pokok/pembelajaran yang terdapat dalam silabus. Materi ajar merupakan uraian dari materi pokok/pembelajaran.
6. Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan
7. Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal,inti dan akhir.
8. Menentukan alat/bahan sumber belajar yang digunakan.
9. Menyusun criteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, teknik penskoran, dan lain-lain.
B. MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN
Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran Pokok Bahasan “ Keragaman Sosial Budaya masyarakat Indonesia” dan “Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Model alternative untuk dilaksanakan yang tepat adalah model bermain peran. Alasannya karena model bermain peran berupaya memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk memerakan tokoh-tokoh tertentu yang mencerminkan keragaman sosial budaya masyarakat Indonesia dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia.
Udin Saripudin (1997:91) menyatakan bahwa bermain peran atau role playing berarti memainkan satu peran tertentu sehingga yang bermain tersebut harus mampu berbuat (berbicara dan bertindak), seperti mainyang diperankannya. Berdasarkan pengertian tersebut, jelaslah bahwa dalam bermain peran terdapat situasi tiruan dan buatan, seperti simulasi, hal ini dinyatakan juga oleh Robert Gilstrap yang memasukan bermain peran sebagai bagian dari simulasi karena dalam simulasi juga ada bermain peran.
Dalam proses pembelajaran PKn di SD penggunaan model pembelajaran bermain peran ini sangat penting dan strategis karena hal-hal berikut.
1. Kesadaran dan kepekaan sosial sangat diperlukan dalam kehidupan dan dunia kerja. Oleh karena itu, sikap ini perlu terus dibina dan ditingkatkan.
2. Bermain peran adalah permainan yang sangat menyenangkan sehingga mejadi proses pembelajaran lebih variatif dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa SD yang sesuai dengan perkembangannya memang menyenangi berbagai jenis permainan.
3. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati peran tokoh tertentu melalui simulasi yang dia lakukan.
4. Bermain peran juga amat cocok untuk mengembangkan kepekaan sosial siswa, mengubah sikap siswa serta mensimulasikan situasi kritis yang mungkin terjadi dalam kehidupan nyata.
C. LANGKAH-LANGKAH NODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN
Selanjutnya menurut Udin Saripudin (1997:95) yang mengutif model Hidayat Z.A. & Muhyidin (1980) menggambarkan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran bermain peran, sebagai berikut.
Kesembilan langkah pengembangan model bermain peran di atas ,dalam penerapannya di kelas bisa berkembang ,dalam arti bisa di tambah oleh guru yang bersangkutan . Jadi , sangat tergantung kebutuhan , termasuk kemampuan , sarana dan prasarana yang di miliki oleh sekolah yang bersangkutan .
Adapun jumlah siswa yang dapat dilibatkan dalam permainan peran ini sangat bervariasi tergantung dari jumlah riil siswa di kelas yang bersangkutan dan sesuai yang di mainkan .Siswa dibagi menjadi kelompok –kelompok kecil .yaitu berkisar antara 3-7 orang sesuai dengan jumlah peran yang harus dimainkan .Dengan demikian , di kelas itu jumlah siswanya jika 30 – 40 orang maka akan ada sekitar 6 atau 7 kelompok.
Agar setiap kelompokmendapatkan tugas dan tanggung jawab untuk memerankan tokoh-tokoh yang sesuai dengan pesan dan misi Pokok Bahasan maka langkah-langkah berikutnya yang harus dilakukan oleh guru setelah membentuk kelompok adalah membuat sub-subtopik Pokok Bahasan menjadi sebuah kelompok yang di bentuk. Contoh kedua topic besar di atas , yaitu keaneka ragaman sosial budaya Indonesia dan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia di bagi menjadi sub-subtopik sebagai berikut.
1. Keanekaragaman agama di Indonesia .
2. Keanekaragaman etnis atau suku bangsa di Indonesia
3. Keanekaragaman bahasa daerah di Indonesia
4. Keanekaragaman kebudayaan Indonesia
5. Keanekaragaman kesenian ( tari dan nyanyian daerah Indonesia )
6. Keanekaragaman mata pencaharian bangsa Indonesia
Setiap kelompok siswa di beri tugas untuk mempelajari dan menghayati perannya sesuai dengan topik bahasan yang dimainkannya ,kelompok satu memerankan “Keanekaragaman agama di Indonesia “ maka anggota-anggota kelompok satu tersebut ada yang berperan sebagai pemeluk agama islam ,agama Kristen protestan ,agama Katolik ,Hindu dan Budha .Kemudian , mereka di tugaskan untuk memerankan bagaimana pola hidup dan kehidupan di masyarakat yang berbeda agama tersebut .
Sedangkan kelompok dua di beri tugas untuk mempelajari dan menghayati perannya sesuai dengan topic bahasan yang di mainkannya , yaitu memerankan “ Keanekaragaman etnis atau suku bangsa di Indonesia ‘, maka anggota –anggota kelompok dua tersebut ada yang berperan sebagai orang Indonesia yang berasal dari daerah sunda , orang Indonesia yang berasal dari jawa , orang Indonesia yang berasal dari Sumatra ,orang Indonesia yang berasal dari Kalimantan ,orang Indonesia yang berasal dari Sulawesi , orang Indonesia yang berasal dari Maluku .Kemudian ,mereka ditugaskan memerankannya bagaimana pola hidup dan kehidupan di masyarakat yang berbeda suku atau etnis tersebut.
Begitu juga kelompok tiga di beri tugas untuk mempelajari dan menghayati perannya sesuai dengan topic bahasan yang di mainkannya ,sebagai contoh kelompok tersebut memerankan “Keanekaragaman bahasa daerah yang ada di Indonesia “ maka anggota – anggota kelompok tiga tersebut ada yang berperan sebagai orang Indonesia yang berasal dari Sumatra Barat ,orang Indonesia yang berasal dari Kalimantan Selatan ,orang Indonesia yang berasal dari Sulawesi Utara , orang Indonesia yang berasal dari Irian ,orang Indonesia yang berasal dari Maluku dan sebagainya .Kemudian , mereka ditugaskan untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa daerahnya masing-masing.
Sudah barang tentu dari hasil peranan tersebut komunikasi tidak akan berjalan efektif .Oleh karenanya , guru pada akhir kegiatan tersebut mengklarifikasikan pentingnya berkomunikasi dengan menggunakan bahasa nasional atau bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia . Namun , guru juga harus menguraikan betapa kayanya bangsa Indonesia akan bahasa daerah yng di milikinya .
Dengan demikian , siswa akan mendapat kejelasan sekalipun bangsa Indonesia kaya akan bahasa daerah , namun tidak bisa dipaksakan dalam penggunaannya , artinya harus tetap menggunakan bahasa persatuan , yaitu bahasa persatuan , yaitu bahasa Indonesia.
Kelompok empat di beri tugas mempelajari dan menghayati perannya sesuai dengan topik yang di bahas dan di mainkannya .
Kelompok lima dan enam bertugas sesuai peranannya ,untuk memonitor aktifitas saat bermain peran di laksanakan guru harus menyiapkan lembar observasi dan lembar pengamatan yang berisi aspek-aspek yang di amati seperti ; peranan , pengungkapan perasaan ,sikap dan pemecahan masalah.
Menurut I.G.A.K. WARDANI ( 1997) guru harus memiliki ketrampilan dasar untuk melaksanakan kegiatan bermain peran seperti ketrampilan menjelaskan ,ketrampilan bertanya dan ketrampilan mengelola kelompok kecil lain dari pada itu harus di sesuaikan dengan situasi, kondisi , dan keadaan tempat .
Selanjutnya menurut I.G.A.K WARDANI ( 1997 ) memberikan rambu- rambu pelaksanaan bermain peran ,yaitu sebagai berikut:
1. Setiap siswa sebaiknya memerankan peran yang berbeda sehingga penghayatannya terhadap nilai dan sikap menjadi lebih mantap.
2. Jika pemahaman terhadap peran berlangsung lambat, guru dapat meminta siswa membuat scenario sehingga permainan menjadi lebih lancer.
3. Jika diperlukan, guru dapat memodelkan permainan peran, terutama peran-peran yang dianggap sukar untuk dihayati.
4. Peran yang akan dimainkan haruslah sesuai dengan tingkat berpikir dan usia serta pengalaman siswa.
5. Perlu diperhatikan bahwa penghayatan yang berbeda terhadap peran yang dimainkan akan menghasilkan pemecahan masalah yang berbeda.
BAB IV
PENUTUP
Demikian makalah ini saya buat atas segala kekurangan baik, tulisan atau kalimat mohon maklum adanya.
Semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat bermanfaat baik penulis atau pembaca.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar